Cerita Mistis Gunung Semeru, Pertemuan Terakhir di Ranu Kumbolo. Part 1 - 4 - Sweeper Backpacker -->

Selasa, 23 Februari 2021

Cerita Mistis Gunung Semeru, Pertemuan Terakhir di Ranu Kumbolo. Part 1 - 4

Halo sobat membaca, kali ini mimin mau share sebuah cerita mistis pendakian pada tahun 2013 silam yang di alami seorang laki-laki bernama Eka saat melakukan pendakian bersama pasangan-nya di gunung semeru, jawa timur.

Namun sayang, Pendakian itu menjadi pertemuan terakhir Eka dengan pasangan nya, Kisah horor namun sedih ini di ceritakan melalui salah satu akun yutube bernama LVDS Channel.

Cerita ini terbagi menjadi 4 halaman, halaman selanjutnya bisa klik di bagian bawah artikel ya...

Berikut Cerita Lengkap Perjalanan nya:

Cerita Mistis Gunung Semeru, Pertemuan terakhir di Ranu Kumbolo part 1


Sebelumnya kenalkan aku Eka.

Pada tahun 2013 lalu aku harus kehilangan seseorang yang sangat berarti dalam hidupku, dia adalah Erna, gadis cantik yang waktu itu masih berusia 20 tahun, tidak selang jauh dari umurku yang masih 21 tahun.


Aku kenal kerna sejak kami masih duduk di bangku sekolah dan aku berniat meminangnya setelah kami sama-sama menyelesaikan pendidikan S1.


Kedekatan kami berdua telah mendapat restu dari kedua orang tua kami, dan Erna dulu pernah bilang padaku bahwa dia mempunyai sebuah keinginan yang belum terwujud, yaitu mendaki ke Ranukumbolo gunung semeru dan aku juga pernah berjanji untuk mengantarkannya ke Ranukumbolo.


Kedekatan kami ini sudah berjalan sekitar 3 tahun dan pada suatu hari tiba-tiba Erna menghubungiku melalui telepon dan mengajakku mendaki ke Ranu kumbolo gunung semeru.


Mendengar ajakan itu, aku yang sudah terbiasa dengan kegiatan pendakian memberi tau satu hal kepada Erna bahwa mendaki gunung itu tidak semudah yang dia bayangkan, apalagi gunung yang ingin didakinya adalah gunung semeru, gunung yang menyimpan sejuta misteri didalamnya, disisi lain setauku Erna belum pernah bergelut di dunia pendakian karena fisiknya lemah, tapi apalah daya, aku harus menepati janji.


Karena melihat Erna yang benar-benar ingin mendaki ke gunung semeru akupun menuruti perminta’annya, disisi lain aku juga ingin mengenalkan kepadanya tentang alam meskipun aku juga belum pernah ke semeru sebelumnya.


Sebelum berangkat aku meminta kepada Erna untuk melatih fisiknya agar nanti tidak kaget dengan medan yang akan kami tempuh di gunung semeru.


Setelah 2 hari sebelum hari pemberangkatan aku mendatangi Erna kerumahnya dan meminta ijin pada kedua orang tuanya untuk mengajak Erna pergi camping bersama teman-teman kampus.


Aku tidak berani bilang terus terang pada kedua orang tua Erna karena aku tau kalau aku bilang kami akan mendaki gunung pastinya orang tuanya tidak mengijinkan, dan semua ini aku lakukan demi Erna yang sangat ingin mendaki ke Ranu kumbolo.


Setelah memohon pada orang tua Erna akhirnya kami diijinkan dengan syarat aku harus menjaga Erna selama acara camping itu, dengan badan tegak aku mengiyakan permintaan orang tua Erna.


Mendengar orang tuanya mengijinkan Erna terlihat sangat senang tapi dalam hati aku bilang,


“𝘔𝘢𝘢𝘧 𝘺𝘢 𝘱𝘢𝘬, 𝘣𝘶, 𝘢𝘬𝘶 𝘣𝘦𝘳𝘣𝘰𝘩𝘰𝘯𝘨”.


Setelah mendapat ijin itu aku mengajak Erna untuk keluar ke sebuah cafe untuk memberitahunya tentang apa saja yang harus disiapkan selama pendakian nanti.


Singkat cerita, dua hari kemudian kami berangkat, aku menjemput Erna kerumahnya dan berpamitan dengan kedua orang tuanya. Sebelum berangkat ibunya Erna sempat titip sesuatu kepada kami,


“𝘕𝘥𝘶𝘬 𝘬𝘢𝘭𝘢𝘶 𝘱𝘶𝘭𝘢𝘯𝘨 𝘮𝘢𝘮𝘢𝘬 𝘯𝘪𝘵𝘪𝘱 𝘣𝘦𝘭𝘪𝘬𝘢𝘯 𝘣𝘶𝘢𝘩 𝘢𝘱𝘦𝘭 𝘺𝘢“.


Kamipun menuruti permintaan beliau dan pagi itu kami segera bergegas berangkat meninggalkan rumah Erna.


Didalam perjalanan menuju ke Ranupani sesekali aku bertanya kepada Erna tentang kondisi fisiknya dan dia bilang sangat baik, mendengar itu aku merasa lega dan kami terus berjalan menuju ke desa Ranupani, sesampai di desa Ranupani aku segera menuju ke pos pendaftaran untuk meminta ijin selama 3 hari.


Setelah semua persyaratan sudah selesai sore itu kami makan di salah satu warung yang ada disitu dan aku melihat Erna sangat ceria dari biasanya.


Setelah selesai makan kami bergegas memulai perjalanan agar sampai di Ranukumbolo tidak terlalu malam.


Di awal-awal perjalanan aku melihat Erna tersenyum bahagia sambil sesekli berbuat usil kepadaku, aku tau waktu itu Erna benar-benar sangat senang dengan perjalanan kali ini.


Singkat cerita, karena aku melihat Erna sepertinya kelelahan kamipun istirahat dulu di pos 2 untuk minum dan makan beberapa makanan ringan yang dibawa Erna dan di pos 2 itu wajah ceria Erna yang sebelumnya terlihat sekarang sudah tidak terlihat lagi, aku tau kalau Erna pasti kelelahan karena ini adalah pengalaman pertamanya mendaki gunung.


Aku mencoba menghiburnya dan setelah kuhibur aku bisa melihat wajah cerianya kembali tapi, tidak tau kenapa melihat senyuman Erna kali ini aku merasa ada sesuatu yang akan terjadi padanya.


Tapi, ah mungkin ini hanya perasaanku saja karena terlalu memikirkan Erna.


Setelah 1 jam kami istirahat di pos 2 kamipun melanjutkan perjalanan dengan sangat pelan, di sepanjang perjalanan menuju ke pos selanjutnya sesekali aku berbuat usil kepada Erna dengan tujuan agar dia tidak merasa capek.


Berjalan dengan sangat lambat, saking lambatnya kami baru sampai di pos 3 setelah maghrib. Aku memaklumi keada’an Erna yang memang fisiknya lemah, setiap beberapa langkah berjalan kemudian berhenti, dan begitu seterusnya.

Karena tidak tega melihat keada’annya, di pos 3 itu aku bilang pada Erna,


“𝘠𝘢𝘯𝘬 𝘬𝘢𝘭𝘢𝘶 𝘤𝘢𝘱𝘦𝘬 𝘨𝘢 𝘶𝘴𝘢𝘩 𝘥𝘪𝘵𝘦𝘳𝘶𝘴𝘪𝘯, 𝘬𝘪𝘵𝘢 𝘣𝘢𝘭𝘪𝘬 𝘵𝘶𝘳𝘶𝘯 𝘢𝘫𝘢 𝘨𝘱𝘱”

“𝘜𝘥𝘢𝘩 𝘴𝘢𝘮𝘱𝘢𝘪 𝘥𝘪𝘴𝘪𝘯𝘪 𝘺𝘢𝘯𝘬 𝘮𝘢𝘴𝘢 𝘮𝘢𝘶 𝘣𝘢𝘭𝘪𝘬 𝘵𝘶𝘳𝘶𝘯?”, jawab Erna.

“𝘠𝘢 𝘬𝘢𝘭𝘢𝘶 𝘦𝘮𝘢𝘯𝘨 𝘨𝘢𝘬 𝘬𝘶𝘢𝘵?”

“𝘒𝘢𝘮𝘶 𝘵𝘦𝘯𝘢𝘯𝘨 𝘢𝘫𝘢, 𝘢𝘬𝘶 𝘮𝘢𝘴𝘪𝘩 𝘬𝘶𝘢𝘵 𝘬𝘰𝘬”, jawab Erna dengan sedikit memaksakan senyumnya.


Tidak lama kemudian ketika kami sedang asyik duduk, tiba-tiba Erna menggigil kedinginan dan nafasnya ngos-ngosan.

Melihat itu aku sangat panik, aku segera merangkul pundaknya dan berkata,


“𝘠𝘢𝘯𝘬 𝘬𝘢𝘮𝘶 𝘬𝘦𝘯𝘢𝘱𝘢?”


Erna tidak menjawab dan hanya menggigil kedinginan, dengan sigap aku mengambil jaket didalam tasku dan kupakaikan ke tubuh Erna tapi, tetap saja dia menggigil kedingingan dan semakin lama wajahnya terlihat pucat.


Keadaan ini membuatku benar-benar sangat panik, lalu kuambil matrasku dan semua peralatan masak untuk membuatkan Erna segelas teh tapi, ketika aku sedang sibuk dengan komporku tiba-tiba Erna roboh dari duduknya dengan keadaannya yang kaku dan nafas yang ngos-ngosan.

Melihat itu aku segera meraih badan Erna dan menidurkannya di pangkuanku sambil bilang,


“𝘠𝘢𝘯𝘬, 𝘬𝘢𝘮𝘶 𝘬𝘦𝘯𝘢𝘱𝘢 𝘴𝘪𝘩? 𝘒𝘦𝘯𝘢𝘱𝘢 𝘵𝘪𝘣𝘢-𝘵𝘪𝘣𝘢 𝘬𝘢𝘺𝘢𝘬 𝘨𝘪𝘯𝘪?”


Tapi Erna tidak menjawabku, dia hanya melotot dengan nafasnya yang semakin ngos-ngosan.


Next part 2 ...


Part 1 - 4 bisa klik tombol dibawah ini ya

1 2 3 4

Seperti biasa, Bagi sobat yang ingin mendengarkan melalui youtube bisa cek link di bawah sini...
Channel : LVDS CHANNEL 
Creator : Ludvidhi Setiawan 

Baca Juga : 

Cerita di atas terjadi pada tahun 2013 silam, namun percaya atau tidak kembali kepada setiap individu pembaca.

Banyak pelajaran-pelajaran yang dapat kita petik dari cerita perjalanan di atas. alangkah baiknya kita tetap mendoakan yang terbaik untuk narasumber.

Terimakasih kepada Mas Ludvidhi sudah berkenan menulis dan membagikan cerita mistis berbalut sedih seperti ini. cerita ini sangat menarik untuk di baca!

Nantikan Cerita-Cerita Mistis lainnya ya sobat, Terima Kasih...

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda